NAMA - NAMA NABI
MUHAMMAD SAW
“Sungguh
telah ada pada diri Rasulullah saw itu teladan bagimu. (yaitu) bagi orang yang
mengharap rahmat Allah swt dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut
Allah.” ( al-Ahzab : 21)
Hari itu saat paling membahagiakan bagi Abdul Muthalib. Hari itu
ia mempunyai cucu yang baru dilahirkan, lalu mendekapnya penuh cinta dan
kerinduan. Bergegas ia bangkit danpergi menuju Ka’bah, masuk dan diam beberapa
saat. Keluar dari Ka’bah, raut wajahnya memancarkan sinar bahagia.
Warga Makkah menyambutnya dan memberi ucapan selamat atas lahirnya cucu Abdul
Muthalib. Ketika ditanya nama untuk cucunya, Abdul Muthalib menjawab “Namanya Muhammad”.
Nyaris semua heran mendengar nama yang sederhana tetapi lumrah itu. Disebut tak lumrah karena orang Arab biasa menamai anak-anak mereka dengan nama berhala sesembahan mereka, seperti Abd al-Lat dan Abd al-Uzza, atau Abd Hubal berhala besar milik kaum Quraisy atau nama-nama yang mengacu pada kekuatan dan keperkasaan, seperti Harb (perang) dan Shakhr (cadas) atau nama-nama hewan yang hidup di lingkungan mereka, seperti Asad (singa), Haidar (macan), dan Bakr (unta). Mereka bertanya, “Mengapa kau pilihkan nama itu?” dan Abdul Muthalib pun menjawab dengan kepastian “Aku ingin seluruh manusia memujinya”.
Dan, apa yang terjadi kemudian melampaui yang dapat digambarkan dan dicita-citakan Abdul Muthalib. Sebab Rasulullah saw menjadi manusia mulia yang dipuji seluruh alam semesta. Beliau dipuji Allah swt dalam Al-Qur’an yang akan selalu dibaca hingga akhir zaman.
Rasulullah saw sendiri menyebut dirinya dengan nama-nama yang lain. “Aku memiliki lima nama. Aku Muhammad dan aku Ahmad. Aku al-Mahi, yang karena aku Allah menghapus kekafiran. Aku al-Hasyir yang dihimpunkan di kedua kakiku seluruh manusia. Aku juga al-Aqib (memungkasi para nabi. Tak ada nabi sesudah beliau)”.
Allah memberi Rasulullah saw nama “Muhammad” dan “Ahmad” dalam
Al-Qur’an.
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang
rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa rasul.” (Q.S Ali Imran 3:144)
“Dan orang mukmin dan beramal saleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang hak dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” (Q.S Muhammad 47:2)
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi.” (Q.S Al-Ahzab 33:40)
“Muhammad adalah utusan Allah.” (Q.S Al-Fath 48:29)
Allah juga berfirman lewat lisan Nabi Isa a.s “... dan pemberi kabar gembira akan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (Q.S Al-Shaff 61:6)
Kedua kata Muhammad dan Ahmad itu berasal dari akar kata yang sama, al-hamd (pujian).
Allah juga menganugerahi Nabi saw tempat terpuji, yaitu ketika semua manusia dari terdahulu hingga yang terkemudian sama-sama memuji beliau berkat syafaat yang beliau berikan. “Dan pada sebagian malam hari ririkanlah tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat terpuji.” (Q.S Al-Isra 17:79)
Rasulullah pernah bersabda, “Aku ingin sekali bertemu dengan saudara-saudaraku.”
Sahabat bertanya, “Bukankah kami ini saudara-saudaramu, wahai Rasulullah?”
“Kalian adalah sahabat-sahabatku. Saudara-saudaraku adalah orang yang hidup setelahku, beriman kepadaku, padahal mereka tidak melihatku,” ujar Rasulullah. (H.R Ibn Asakir dari al-Barra).
Berdasarkan nama yang dijumpai dalam Al-Qur’an dan hadis serta beberapa nama yang disematkan kaum muslim kepada Nabi, sebagian ulama mengatakan bahwa jumlah nama Nabi mencapai seribu nama. Tapi, hanya sekitar enam puluh yang mereka sebutkan. Mungkin bisa dikatakan, banyaknya nama Nabi itu menunjukan tingginya kedudukan serta beraneka ragamnya keistimewaan yang Allah berikan kepadanya. Sebanyak apa manusia menyebut Nabi dengan kebaikan, sebanyak itulah keistimewaannya.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada Rasulullah saw.
Dalam berbagai kitab suci, Nabi saw disebut dengan jumlah nama, diantaranya sebagai berikut :
Ahyad (dalam taurat), al-Fariqlith (dalam injil) : yang memilah antara yang hak dan yang batil, al-Hatim (sebagaimana diceritakan Ka’b al-Abhar) : yang terbaik jasmani dan ruhaninya, Hamthaya : pemelihara tanah suci, al-Khatam. Ruh al-Haq. Madzmadz : yang baik yang baik, al-Mutawakkil, al-Mukhtar, al-Muqaddas, al-Muqni : yang puas dan merasa cukup, Musayaffah dan al-Munhamna (dalam bahasa Suryani).
Rasulullah saw dilahirkan di Makkah, tempat berdirinya rumah Allah pertama kali di muka bumi, dari satu kabilah terbesar di Jazirah Arab, dikandung dalam rahim yang suci, tumbuh dalam keluarga paling mulia. Nabi saw bersabda tentang dirinya, “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, lalu menjadikanku berasal dari yang terbaik diantara mereka, berasal dari masa yang terbaik. Kemudian Dia memilih kabilah-kabilah, lalu menjadikanku bearsal dari kabilah yang terbaik. Kemudian Dia memilih rumah-rumah, lalu menjadikanku berasal dari rumah yang terbaik. Akulah orang terbaik diantara mereka, terbaik rumahnya diantara mereka.” (H.R Al-Tirmidzi dan al-Baihaqi dalam dalil al-Nubuwwah).
Dalam hadis lain Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memilih bani Adam dari segenap makhluk-Nya, dari bani Adam memilih bangsa Arab, dari bangsa Arab memilih Quraisy, dari Quraisy memilih bani Hasyim, lalu dari bani Hasyim Dia memilihku. Maka aku senantiasa menjadi yang terbaik dari yang terbaik, dari yang terbaik.”
Posted by Hyungie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar