DRABBLE
| 2MIN | BANANA MILK
"Minho hyung"
"Hmm"
"Apa kau sibuk?"
"Hmm"
"Kau sedang apa?"
"Hmm"
"Hyuuuuung, aku bertanya padamu-"
"Aku sedang mencuci piring Taemin, kau bisa lihat. Jangan bertanya hal yang sudah jelas-jelas kau tahu jawabannya"
"Ah, terserah Hyung. Kau sama menyebalkan. Kalau Hyung tidak mau mendengarkanku ya sudah, aku akan mengirim pesan pada Kai dan meminta tolong padanya saja kalau begitu."
Hening.
"Baiklah. Apa yang ingin Taeminku ini katakan? Jangan mengirim pesan pada siapapun, okay? Arrachi?"
Minho menyerah. Dia menghentikan aktifitas mencuci piringnya, mengelap tangannya yang basah lalu menghadap penuh pada Taemin. Taemin tersenyum menang. Itu adalah ancaman andalannya jika terdesak. Dan dapat dipastikan Minho akan selalu kalah dalam hal itu.
"Jadi kau mau mendengarkanku, Hyung?"
"Anything for you, baby"
"Kau mau menuruti keinginanku juga, Hyung?
"Anything for you"
"Kau yakin?"
"Katakan saja, Tae.."
"Baiklah. Moodku sedang tidak baik sekarang. Kau mengerti aku, kan?"
"Selalu"
"Kemarin banana milk milikku dihabiskan si Kim Jonghyun pendek, aku membencinya kalau saja aku lupa bahwa dia adalah Hyungku juga"
"Mmmm... Lalu?"
"Hmm.. Lalu aku sedih kehabisan banana milk. Key Hyung belum membelikannya lagi" Ucap Taemin sambil memajukan bibirnya. Dia merajuk. Minho antara jengah dan ingin mencubit pipi Taemin. Dia seperti mendengarkan curahan hati anak TK. Ah tidak, dia bahkan lebih kekanakan dibandingkan anak TK.
"Lalu apa yang harus aku lakukan agar Taeminku tidak sedih lagi, heum?" Tanya Minho sambil mencubit pipi Taemin yang entah kenapa semakin hari semakin gembul.
"Aku ingin penggantinya."
"Kau ingin aku membelikan banana milk untukmu?"
"Tidak"
"Lalu apa?"
"Terserah Hyung saja"
"Kalau begitu banana milk saja. Beli banyak untuk persediaan beberapa hari kedepan"
"Aku tidak mau Hyung"
"Yasudah, katakan saja apa yang kau mau"
"Terserah Hyung saja"
"Kau mau susu kedelai?"
"Tidak"
"Lalu apa, Tae? Jangan buat aku bingung"
"Terserah Hyung saja"
"Juice?"
"Tidak mau"
"Cokelat panas?"
"No no no"
"Ice cream?
"Sedang tidak mau"
"Baiklah. Susu stowberry?"
"Tidak mau"
"Jangan bertele Lee Taemin! Katakan apa yang kau inginkan!" Pekik Minho tidak sabar lagi.
"Lihatlah! Kau juga tidak mengerti aku sama seperti yang lain Hyung" Taemin pergi meninggalkan Minho yang menganga tidak percaya di dapur.
Setelah kesadarannya terkumpul, Minho menyusul Taemin ke ruang keluarga. Sungguh Taemin seperti gadis yang sedang datang bulan. Fikirnya.
Minho duduk disebelah Taemin. Dia ingin memegang bahu Taeminnya itu. Tapi dengan cepat Taemin menepisnya sambil tetap memasang wajah cemberut.
"Taeminnie.. Ayolah jangan seperti ini. Kau kenapa, heum?" Ucap Minho selembut mungkin.
"Kau membentakku tadi!" Jawab Taemin setengah berteriak, lalu dia berdiri hendak meninggalkan Minho lagi.
Sreekkkk~
Minho menahan tangan Taemin lalu mendorongnya untuk duduk kembali.
"Aku tidak membentakmu Tae. Hanya sedikit membentak" Kata Minho dengan menampilkan wajah tidak merasa bersalahnya.
"Sama saja! Kalau kau kesini hanya untuk mengatakan itu, pergilah pergilah" Taemin mengibas-ibaskan tangannya mengusir Minho.
Minho membuang nafas frustasi. Taeminnya benar-benar dalam mood yang buruk. Tapi Minho gentleman, dia tidak mungkin meninggalkan Taemin dalam keadaan seperti ini. Walau Minho sadar betul akibatnya akan membuat dia sendiri yang kesal.
"Baiklah Tae, maafkan lelaki super tampan ini ya, heum. Bagaimana? Kau menerima maafku?" Minho memasang aegyo andalannya yang biasa dia gunakan di saat tertentu saja.
Siapa yang bisa tahan dengan aegyonya? Jawabannya adalah tidak ada.
"Cih! Apa-apaan!" Taemin mendengus namun setelahnya dia terkikik geli "Jangan memasang wajah seperti itu di depanku hyung, kau menggelikan" Lanjutnya lagi sambil tertawa.
"Ck, wajahmu juga seperti ini jika sedang merengek minta sesuatu"
"Aku pantas. Dan kau tidak hyung"
"Karena aku terlalu tampan"
Minho berdeham sebelum melanjutkan ucapannya "Well, kau mau apa? Katakan saja pada si Tampan ini" Ucapnya sambil menunjuk dirinya penuh percaya diri. Dia senang karena Taeminnya sudah tidak marah lagi.
Taemin mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke dagu sambil berfikir. Memilah-milah apa yang dia mau, tentu saja soal urusan mengisi perut.
Dia bukan orang yang sok romantis dengan menjawab "Aku mau kau bawakan bulan ke pangkuanku" atau "Tidak usah hyung, cukup kau berada di sisiku itu sudah membuatku merasa sangat bahagia" Oh sungguh demi apapun itu sangat bukan Lee Taemin.
Hening.
Setelah sekian lama berfikir..
"Ahaaaaaa! Aku mau banana milk saja Hyung"
"LEE TAEMIN!!!"
Teriakan Minho mungkin terdengar dari Seoul sampai Incheon. Dia sudah menawarkan banyak opsi, tapi pilihannya jatuh pada opsi pertama. Siapa yang tidak akan kesal? Rahang minho mengeras, tangannya pun begitu sehingga menampilkan urat-urat besar disana. Satu kesimpulannya untuk hari ini adalah menghadapi seorang Lee Taemin sama saja dengan menghadapi setan kecil.
Kendati demikian, dia tetap jatuh cinta
pada sosok menyebalkan nan imut itu.
THE END
Story by Jinnie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar